Selasa, 06 Mei 2014

Tugas analisis keberbakatan



Kasus

Tawuran Dan Tindakan Anarkis Pelajar Cerminkan Degradasi Moral Siswa

Tawuran pelajar dan tindakan anarkis yang dilakukan Siswa SMAN 6 Jakarta terhadap para wartawan yang sedang meminta klarifikasi mengenai perampasan peliputan kaset milik reporter Trans 7 dianggap sebagai salah satu contoh degradasi moral dari sebagian generasi muda.
Menurut Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin usai acara halal bihalal PP Muhammadiyah dan Ormas Islam dan Tokoh Muslim di Gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (20/9), sedih, prihatin ada siswa yang melakukan seperti itu. Tindakan anarkis patut kita sesalkan.
Menurutnya, peristiwa ini harus menjadi bahan evaluasi mendasar bagi pemerintah. Pasalnya perilaku anarkis tersebut dinilai memperjelas degradasi moral dikalangan pelajar. Oleh karena itu pendidikan moral sangatlah penting untuk diberlakukan di lembaga pendidikan. Peristiwa tersebut juga menguak tabir permasalahan dalam sistem pendidikan Indonesia. Ia juga mendesak agar pihak penegak hukum mengusut tuntas peristiwa tersebut. Bahkan jika ada dugaan keterlibatan guru atau wartawan juga harus ditindak tegas.




ANALISIS KASUS


Situasi keluarga sangat berpengaruh pada keberhasilan dan perkembangan psikologis anak, apabila dalam suatu keluarga sering terjadi keributan atau pertengkaran antara kedua orang tua maka hal itu sangat memicu untuk anak menjadi sangat agresif. Akibatnya anak tersebut bisa jadi ikut tawuran ataupun berkelahi dengan teman-teman sebayanya seperti pada kasus di atas. Apabila seorang anak itu tidak mendapatkan kenyamanan dirumahnya sendiri maka ia akan mencari rasa aman atau kenyamanan diluar rumah, dengan membentuk suatu geng bersama teman-teman sebayanya.
Masa remaja adalah masa pencarian jati diri, pada masa ini remaja sangat membutuhkan bimbingan dari orang terdekat seperti orangtuanya sendiri yang paling mengerti untuk menemukan jati dirinya. Pada masa ini juga disebut masa yang paling membingungkan oleh para remaja, maka dari itu pengawasan dan nasehat dari orangtua sangatlah dibutuhkan agar ia dapat menjadi remaja yang terarah dan menemukan jati dirinya. Apabila seorang remaja ini sudah mendapatkan pengakuan, kenyamanan dan ketenangan dirumahnya sendiri, amaka ia tidak akan mncari pengakuan, dan rasa aman di luar rumah dengan bergabung dan membentuk geng bersama teman-temannnya. Maka dari itu bimbingan dari orang terdekat khususnya orangtua sangat dibutuhkan oleh seseorang, khususnya bagi anak yang baru beranjak dewasa.
Faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan remaja
Faktor lingkungan merupakan peran utama dalam membantu masa remaja untuk menyelesaikan tugas perkembangannya. Adapun faktor faktor yang dapat menyebabkan munculnya kenakalan remaja adalah Keluarga (rumah tangga), Sekolah, dan Kondisi Masyarakat (lingkungan social).
1.   Keluarga (rumah tangga)
Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak/remaja yang dibesarkan dalam lingkungan sosial keluarga yang tidak baik atau disharmoni keluarga, maka resiko anak untuk mengalami gangguan kepribadian menjadi berkepribadian antisosial dan berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak yang dibesarkan dalam keluarga sehat atau harmonis (sakinah).

2.  Sekolah
Kondisi sekolah yang tidak baik dapat menganggu proses belajar mengajar anak didik, yang pada gilirannya dapat memberikan “peluang” pada anak didik untuk berperilaku menyimpang. Misalnya, kurikulum sekolah yang sering berganti-ganti, muatan agama/budi pekerti yang kurang. Dalam hal ini yang paling berperan adalah guru Agama, guru PKN dan Bimbingan Konseling, meskipun semua elemen sekolah bertanggung jawab atas perilaku anak di sekolah.
3.   Kondisi Masyarakat (Lingkungan Sosial)
Faktor kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau “rawan”, merupakan faktor yang kondusif bagi anak/remaja untuk berperilaku menyimpang. Faktor lingkungan yang sehat misalnya:ini dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu pertama, faktor kerawanan masyarakat dan kedua, faktor daerah rawan (gangguan kamtibmas). Kriteria dari kedua faktor tersebut, antara lain:


Solusi

Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
1.     Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
2.     Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
3.     Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
4.     Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Selain semua itu orang tua perlu juga memberikan pelajaran dari dini mengenai betapa pemahaman mengenai agama sangat penting agar ketika beranjak remaja merek bisa mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar