Interface atau lebih sering disebut dengan
antarmuka adalah sebuah media yang dapat menjembatani antara user
dan sistem untuk melakukan komunikasi. Antar muka mempunyai dua tugas pokok,
yaitu untuk menterjemahkan semua aksi yang diberikan user sehingga
dimengerti sistem serta menampilkan hasil operasi dari sistem kedalam bentuk
yang dimengerti oleh user. Antarmuka banyak sekali kita jumpai di
kehidupan tidak hanya dalam software.
Contoh interface : tombol
start dan Window Explorer dalam OS Windows, remote TV,
panel kontrol listrik, dan tombol on/off lampu. Pada modul ini hanya
akan membahas tentang antar muka yang digunakan dalam lingkungan software.
Pada saat ini antar muka yang paling sering digunakan pada sebuah software
adalah menggunakan GUI (Graphical User Interface).
B. FLOWCHART
Penyajian yang sistematis
tentang proses dan logika dari kegiatan penanganan informasi atau penggambaran
secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program.
Flowchart menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah
kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis
alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian.
·
Tujuan Membuat Flowchart
a. Menggambarkan suatu tahapan
penyelesaian masalah
b. Secara sederhana, terurai,
rapi dan jelas
c. Menggunakan
simbol-simbol standar
·
Pedoman-pedoman Dalam Membuat Flowchart
Jika seorang analis dan
programmer akan membuat flowchart, ada beberapa petunjuk yang
harus diperhatikan, seperti :
a. Flowchart digambarkan
dari halaman atas ke bawah dan dari kiri ke kanan.
b. Aktivitas yang
digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat
dimengerti oleh pembacanya.
c. Kapan aktivitas
dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.
d. Setiap langkah dari
aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja, misalkan
melakukan penggandaan diri.
e. Setiap langkah dari
aktivitas harus berada pada urutan yang benar.
f. Lingkup dan range
dari aktivitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.
Percabangan-percabangan yang memotong aktivitas yang sedang digambarkan tidak
perlu digambarkan pada flowchart yang sama. Simbol konektor harus
digunakan dan percabangannya diletakan pada halaman yang terpisah atau
hilangkan seluruhnya bila percabangannya tidak berkaitan dengan sistem.
g. Gunakan simbol-simbol flowchart
yang standar.
C. APLIKASI ONLINE BERNUANSA PSIKOLOGI
1. Tes IQ
Menurut David Wechsler, inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang
melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak
dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai
tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Sedangkan IQ atau tingkatan dari Intelligence Quotient, adalah skor yang
diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya memberikan
sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan
kecerdasan seseorang secara keseluruhan, dapat dikatakan pula IQ atau Intelligence
Quotient adalah ukuran kemampuan intelektual, analisis, logika, dari
seseorang yang merupakan kecerdasan otak untuk menerima, menyimpan dan mengolah
informasi menjadi fakta.
Tingkat
kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh IQ memegang peranan
penting untuk suksesnya anak dalam belajar. Menurut penyelidikan, IQ atau daya
tangkap seseorang mulai dapat ditentukan sekitar umur 3 tahun. Daya tangkap
sangat dipengaruhi oleh garis keturunan atau gen.
IQ
atau daya tangkap ini dianggap takkan berubah sampai seseorang dewasa, kecuali
bila ada sebab kemunduran fungsi otak seperti penuaan dan kecelakaan karena
setelah otak mencapai kemasakan, tidak terjadi perkembangan lagi bahkan pada
titik tertentu akan terjadi penurunan kemampuan.
IQ
yang tinggi memudahkan seorang murid belajar dan memahami berbagai ilmu. Daya
tangkap yang kurang merupakan penyebab kesulitan belajar pada seorang murid,
disamping faktor lain, seperti gangguan fisik (sakit demam, lemah,
sakit-sakitan) dan gangguan emosional. Awal untuk melihat IQ seorang anak
adalah pada saat ia mulai berkata-kata. Ada hubungan langsung antara kemampuan
bahasa si anak dengan IQ-nya, apabila seorang anak dengan IQ tinggi masuk
sekolah, penguasaan bahasanya akan lebih cepat dan banyak dibandingkan dengan
anak yang IQ-nya rendah.
Laurel
Schmidt membagi kecerdasan dalam tujuh macam, antara lain :
·
Kecerdasan
visual (kecerdasan gambar), yaitu untuk keterampilan atau bakat arsitek,
seniman, dan designer.
·
Kecerdasan
verbal atau linguistik (kecerdasan berbicara), yaitu keterampilan bagi mereka
yang memiliki kecerdasan pengarang atau menulis, guru, penyiar radio, pemandu
acara, presenter, pengacara, penterjemah, dan pelawak.
·
Kecerdasan
musik, yaitu keterampilan seperti pengubah lagu, pemusik, penyanyi, disc
jokey, guru seni suara, kritikus musik, ahli terapi musik, audio mixier
(pemandu suara dan bunyi).
·
Kecerdasan
logis atau matematis (kecerdasan angka), yaitu keterampilan bagi mereka yang
memiliki kecerdasan seperti ahli metematika, ahli astronomi, ahli pikir, ahli
forensik, ahli tata kota , penaksir kerugian asuransi, pialang saham.
·
Kecerdasan
interpersonal atau cerdas diri, yaitu keterampilan atau keahlian bagi mereka
yang memiliki kecerdasan ini adalah ulama, pendeta, guru, pedagang,
resepsionis, pekerja sosial, perantara dagang, pengacara, manajer sumber daya
manusia.
·
Kecerdasan
intrapersonal (cerdas bergaul), yaitu profesi yang cocok bagi mereka yang
memiliki kecerdasan peneliti, ahli kearsipan, ahli agama, ahli budaya, ahli
purbakala, ahli etika kedokteran.
Tes IQ adalah tes yang nilainya mencerminkan kecerdasa
individu yang menjalani tes tersebut, tes IQ ada bermacam-macam jenisnya, ada
yang berbentuk pertanyaan tulis maupun gambar.
Fungsi dari Test IQ (Inteligent Quotient) adalah
psikotes yang bertujuan untuk memperoleh nilai yang dapat mencerminkan tingkat
kecerdasan individu yang melakukan Test IQ tersebut. Test IQ sendiri ada
beberapa macam, ada yang berupa pertanyaan tertulis dan ada juga pertanyaan
berupa gambar. Kata “kecerdasan” sendiri merupakan istilah umum yang sering
dipakai untuk menjelaskan sejumlah kemampuan, seperti menalar, merencanakan,
memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan
belajar. Kecerdasan sangat erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang
dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat
psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ.
Adapun
manfaat dan fungsi dari Tes IQ adalah :
·
Untuk
mengukur tingkat kecerdasan seseorang.
·
Untuk
melihat sejauh mana potensi yang dapat dikembangkan secara maksimal.
·
Untuk
mengkreasikan antara tingkat kecerdasan dengan hasil belajar yang selama ini
dicapai (apabila IQ tinggi seharusnya berbanding lurus dengan prestasi
belajar).
·
Dapat
dijadikan pertimbangan dalam menentukan jenjang pendek/panjang.
Untuk skor tes IQ yang dihasilkan berkisar 70 – 169 dengan pengelompokan
sebagai berikut :
140 – 169 : Very superior (sangat pandai)
120
– 139 : Superior (pandai)
110
– 119 : High Average (diatas rata-rata)
90
– 109 : Average (rata-rata)
80
– 89 : Low average (dibawah rata-rata)
70
– 79 : Barderline (lambat belajar)
Dengan mengetahui manfaat dan fungsi dari Test IQ tersebut
maka dapat dijadikan dasar untuk membantu mengarahkan, membimbing dan mendidik
anak atau siswa kita sesuai dengan tingkat kecerdasan mereka masing-masing.
Saat ini banyak Sekolah Dasar telah bekerjasama dengan biro psikologi yang
melayani jasa psikotes untuk membantu dana memantau perkembangan siswa.
Jenis-jenis
dari test IQ
Terdapat
dua jenis dari test IQ:
·
Verbal - Jenis ini menentukan tingkat
kemampuan untuk menemukan konsep umum dari contoh yang disajikan: "anjing,
kucing, singa = hewan", menentukan konsep yang tidak berkaitan dengan
kelompok: "burung, kelinci, monyet, mobil", menemukan keteraturan
dalam angka-angka: "11,12,14,17,21", memecahkan deretan angka, dan
lain-lain.
·
Non-verbal - Ini adalah tes yang didesain
untuk mengukur kemampuan dalam membentuk kubus, mengorganisasikan gambar-gambar
dari waktu tertentu dan urutan logika, membangun bentuk-bentuk dari bagian-bagian
tertentu, dan lain-lain. Beberapa tes ini sering kali ditujukan untuk
menjelajahi pikiran abstrak anda, atau yang kompleks maupun yang mendetail.
Di zaman
modern seperti sekarang, juga sudah banyak sekali jasa tes IQ berbasis online,
semakin memudahkan bagi mereka yang tidak sempat untuk datang ke biro psikologi
untuk melakukan tes IQ. Adapun link tes IQ online sebagai berikut
:
2.
Counseling Online
Kehadiran
teknologi informasi dan komunikasi dari waktu ke waktu semakin berkembang
(Ahmedani, 2011: Lievrouw, L. A. 2010). Munculnya teknologi informasi dan
komunikasi telah membuka era baru dalam profesi konseling Zeng, (2010). Kondisi
ini merupakan tantangan tersendiri bagi para guru bimbingan dan konseling
(BK)/konselor untuk dapat berperan serta dan dapat
menguasai berbagai keterampilan didalamnya.
Sering kali permasalahan-permasalahan yang dihadapi
siswa/remaja berawal dari dunia online, Csiernik (2006) menyatakan bahwa
teknologi informasi juga dapat secara sosial mengisolasi dan telah menyebabkan
masalah sosial baru khususnya di kalangan anak dan remaja. Tidak hanya itu
konselor pun dapat mengalami masalah di lapangan berawal dari dunia online,
selain dunia online dapat menjadi sarana dalam membantu guru bk/konselor untuk
meng-update pengetahuannya guna membantu menjalankan tugas, mencari referensi,
diskusi dan sebagainya. Begitu juga dengan penyelenggaraan konseling yang
tidak hanya dilakukan secara face to face
(FtF) dalam satu ruang tertutup, namun bisa
dilakukan melalui format jarak jauh yang di bantu
teknologi yang selanjutnya dikenal dengan istilah e-konseling
(Gibson: 2008). Istilah e-konseling berasal dari Bahasa Inggris yaitu e-counseling
(electronic counseling) yang secara singkat dapat diartikan yaitu proses
penyenggaraan konseling secara elektronik. Cikal bakal berdirinya istilah
e-counseling berawal dari penyelenggaraan konseling online pada dekade
1960-1970, sebagaimana Koutsonika (2009) menyebutkan bahwa konseling online
pertama kali muncul pada dekade 1960 dan 1970 dengan perangkat lunak program
Eliza dan Par.
Di Indonesia sendiri tidak ada informasi pasti tentang
kapan awalnya muncul istilah e-konseling, meskipun sebelumnya istilah ini ada
yang menyebutnya dengan istilah cyber konseling, virtual konseling dan
sebagainya. Namun secara khusus Ifdil (2009) memperkenalkan istilah Pelayanan
E-Konseling, istilah ini merangkaikan kata pelayanan dan kata
e-konseling. Pelayanan e-konseling tidak hanya terbatas pada
penyelenggaraan konseling (istilah yang paling populer untuk mengebut
konseling individual) saja, namun diperluas menjadi penyenggaraan BK
secara keseluruhan. Tidak hanya online konseling melalui internet namun juga
semua aspek pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam penyenggaraan
BK seperti penggunaan dan pemanfaatan program instrumentasi, himpunan data
siswa, aplikasi manajemen konseling, system informasi BK, pemanfaatan media
saat pemberian informasi klasikal di kelas dan sebagainya termasuk juga
pemanfaatan telepon untuk penyelenggaraan konseling.
Sejak lahirnya istilah Pelayanan e-konseling dan sebelumnya
telah banyak dikembangkan berbagai aplikasi penunjang penyelenggaraan BK di
Indonesia seperti Program Aplikasi untuk pengolahan Alat Ungkap Masalah
(AUM), Program Analisis Tugas Perkembangan (ATP), Program Daftar Cek Masalah
(DCM), Program Aplikasi IKMS , Database Siswa, Program sosiometri dan
sebagainya termasuk lahirnya situs-situs penyedia layanan konseling
online. Situs-situs ini secara khusus memanfaatkan berbagai media online
yang bisa digunakan untuk penyelenggaraan konseling online seperti situs
jejaring sosial misalnya facebook, twitter, myspace, email pribadi dan
beberapa program aplikasi untuk chatting (instant messaging) seperti skype,
messenger, google talk, window live messenger bahkan penggunaan telepon dan
handphone serta media khusus teleconference lainnya.
Pelayanan ini dilakukan konselor dalam upaya membantu
mengentaskan dan menangani permasalahan klien. Gibson (2008) menyebutkan
pelayanan ini dilakukan oleh konselor untuk memberikan kenyamanan bantuan yang
dibutuhkan konseli ketika menghadapi suatu masalah dan tidak mungkin dilakukan
secara face to face (Gibson: 2008).
Beberapa tahun kedepan kebutuhan akan pelayanan secara
online akan meningkat (Mallen: 2005). Konseling online akan menjadi alternatif
dalam penyelenggaraan konseling, sebagaimana yang dikemukan oleh Norcross,
Hedges, & Prochaska, Stamm (dalam Mallen. 2005).
Online-counseling
services are currently being provided in a variety of formats and are expected
to increase in the next 10 years. Clients are using videoconferencing,
synchronous chat, and asynchronous e-mail with professional psychologists in
place of or in addition to face-to-face (FtF) counseling.
Kondisi tersebut mau tidak mau, mengharuskan para guru
bk/konselor untuk menguasai keterampilan pelayanan e-konseling secara umum dan
konseling online secara khusus. Jika tidak kondisi BK kita akan kian terpuruk,
guru BK/konselor dipandang gagap teknologi, terlalu rigit dan tidak mau
berkembang. Beberapa temuan di lapangan memperlihatkan kondisi yang sangat
memprihatinkan. Masih ada guru BK/konselor yang belum mengenal internet, tidak
memiliki alamat email, tidak memanfaatkan fasitas teknologi informasi yang
disediakan sekolah, bahkan masih ada guru BK/konselor yang belum bisa
menggunakan komputer sama sekali untuk keperluan yang sederhana, dalam
menunjang penyelenggaraan tugasnya.
Untuk menjawab permasalahan tersebut artikel ini lebih
lanjut akan menyajikan dan mendiskripsikan salah satu bentuk pelayanan
e-konseling yaitu penyelenggaraan konseling secara online, diharapkan
artikel ini dapat memberi pengetahuan dan wawasan kepada guru BK/konselor yang
nantinya dapat diaplikasikan untuk menjalankan tugasnya dalam mengentaskan
permasalahan yang dihadapi oleh konseli/klien.
a.
Pengertian
Konseling Online
Koutsonika
(2009) menyebutkan bahwa konseling online pertama kali muncul pada dekade 1960
dan 1970 dengan perangkat lunak program Eliza dan Parry, pada perkembangan awal
konseling online dilakukan berbasis teks, dan sekarang sekitar sepertiga dari
situs menawarkan konseling hanya melalui e-mail (Shaw & Shaw dalam
Koutsonika (2009)). Karena kemajuan teknologi metode lain juga digunakan
seperti live chat, konseling telepon dan konseling video.
Sebelum
kita membahas lebih lanjut, terlebih dahulu kita melihat makna dari segi
Istilah dan bahasa. Istilah konseling online merupakan dua kata yaitu kata
”konseling” berasal dari kata ”counseling”
(Inggris) dan kata ”online”. kedua
kata tersebut lebih lanjut dapat dimaknai sebagai
berikut:
Menurut
Gustad’s (dalam Gibson & Mitchell,
1995) Counseling is a learning-oriented process, carried on in a
simple, one-to-one social environment, in which a counselor, professionally
competent in relevant psychological skill and knowledge, seeks to assist the
client, by methods appropriate to the latter’s needs and within the context of
the total personnel program, to learn more about himself and to accept himself,
to learn how to put such understanding into effect in relation to more clearly
perceived, realisticaly defined goals to the end that the client may become a
happier and more productive member of his society.
Ethical
Standard of American Personnel and Guidance
Association (dalam Belkin,1976:456)
menyebutkan bahwa “A counseling
relationship
denotes that the personsseeking
help retain full freedom of choice
and
decision and that the helping person has noauthority
or responsibility to approve
or disapprove of the choices or decisions of the
counselee or client”.
Hubungan
konseling adalah sebuah hubungan yang
membantu klien dalam membuat pilihan dan keputusan.
Sementara
itu, Gibson & Mitchell (1995)
menyatakan definisi konseling perorangan sebagai berikut: Individual
counseling is a one-to-one relationship involving a trained counselor and
focuses on some aspects of a client’s adjusment, developmental, or
decision-making needs. This process provides a relationship and communications
base from which the client can develop understanding, explore possibilities, and
initiate change.
Dari
beberapa pendapat di atas dapat dipahami dan disimpulkan bahwa konseling online
adalah usaha membantu (therapeutic) terhadap klien/konseli dilakukan
dengan memanfaatkan teknologi informasi, komputer dan internet.
b.
Proses Konseling Online
Proses
konseling online bukanlah sebuah proses yang sederhana. Diperlukan kemampuan
pendukung lain selain ketrampilan dasar konseling, sebagaimana yang dikemukan
oleh Koutsonika (2009) :
Selain apa
yang dikemukan di atas, secara spesifik penyedia konseling online secara
rinci biasanya memberikan tata cara dalam melakukan proses konseling online.
Namun pada pembahasan artikel ini penulis memberikan gambaran umum proses
konseling online.
Proses konseling secara umum dapat dibagi menjadi dua tahap
yaitu:
·
Tahap
Persiapan
Tahap
persiapan mencakup aspek teknis penggunaan perangkat keras (hardware)
dan perangkat lunak (software), yang mendukung penyelenggaraan konseling
online. Seperti perangkat komputer /laptop yang dapat terkoneksi dengan
internet/ethernet, headset, mic, webcam dan sebagainya. Perangkat lunak yaitu
program-program yang mendukung dan akan digunakan, account dan alamat email.
·
Tahap
Konseling
Tahapan
konseling online tidak jauh berbeda dengan tahapan proses konseling face-to-face
(FtF) pada kali ini penulis mencoba menyajikan berdasarkan tahapan Konseling
Pancawaskita (KOPASTA) yaitu terdiri atas lima tahap yakni tahap, pengantaran,
penjajagan, penafsiran, pembinaan dan penilaian.
c.
Media Konseling Online
Guru
BK/Konselor dapat bertemu dengan klien/konseling dengan menggunakanteknologi.Kondisi
ini bertujuan untuk memudahkan konselor
dalam membantu kliennya, memberikan kenyamanan kepada klien dalam
bercerita dengan menggunakan aplikasi teknologi sebagai penghubung dirinya
dengan konselor dengan tanpa harus tatap muka secara
langsung.
· Website/situs
Dalam menyelenggarakan konseling online
guru BK/konselor dapat
menyediakansebuah alamat situs.
Situs
ini menjadi alamat untuk melakukan praktik
online. Sehingga klien/konseli yang ingin
melakukan konseling online dapat berkunjung
ke situs tersebut terlebih untuk selanjutnya melakukan
konseling online.
Untuk
dapat memiliki website
konselor dapat berkerjasama
dengan perusahaaan. dan/atau para pakar
bidang web developer. Konselor dapat
memilih bentu design webyang diinginkan
mulai dari html, php
dan website yang menggunakan
CMS (Content Management System). Penyediaan ini
membutuhkan biaya yang cukup besar.
·
Telephone/Handphone
Lebih sederhana konseling online dapat dilakukan dengan memanfaatkan
telephone. Dimana konselor dan klien/konseli bisa daling tehubung dengan menggunakan
perangkat ini. “Telephone-based individual counseling involves synchronous
distance interaction between a counselor and a client using what is heard via
audio to communicate.( National Board for Certified Counselors.tt).
Telphone/handphone dapat digunakan untuk menghubungi
konselor. konselor dapat mendengar dengan jelas apa yang diungkapkan kliennya
melalui fasilitas telphone/handphone. Dengan fasilitas ini pula Konselor
dengan segeranya dapat merespon apa yang dibicarakan oleh kliennya. Rosenfield
and Smillie (dalam Mallen, 2011) menyebutkan bahwa dalam Studi kasus
menunjukkan bahwa konseling dengan menggunakan telepon dapat berjalan efektif
dalam membantu menangani individu dengan efek psikologis kanker
·
Email
Email merupakan
singkatan dari Electronic Mail, yang berarti 'surat elektronik'. Email
merupakan sistem yang memungkinkan pesan berbasis teks untuk dikirim dan
diterima secara elektronik melalui beberapa komputer atau telepon seluler.
Lebih spesifik lagi, email diartikan sebagai cara pengiriman data, file teks,
foto digital, atau file-file audio dan video dari satu komputer ke komputer
lainnya, dalam suatu jaringan komputer (intranet maupun internet). Ada banyak
penyedia account email gratis seperti @yahoo, @gmail, @aim, @hotmail, @mail,
@tekomnet, @plasa dan masih banyak yang lainnya.
·
Chat,
instant messaging dan jejaring sosial
Chat dapat diartikan sebagai obrolan, namun dalam dunia internet, istilah ini
merujuk pada kegiatan komunikasi melalui sarana beberapa baris tulisan singkat
yang diketikkan melalui keyboard. Sedangkan percakapan itu sendiri
dikenal dengan istilah chatting.. Percakapan ini bisa dilakukan dengan
saling berinteraktif melalui teks, maupun suara dan video. Berbagai aplikasi
dapat digunakan untuk chatting ini, seperti skype, messenger, google talk,
window live messenger, mIRC, dan juga melalui jejaring sosial seperti facebook
, twitter dan myspase yang didalamnya juga tersedia fasiltas
chatting.
·
Videoconferencing
Video conference,
atau dalam bahasa Indonesia disebut video konferensi, atau pertemuan melalui
video. Pertemuan ini dibantu oleh berbagai macam media jaringan seperti telepon
ataupun media lainnya yang digunakan untuk transfer data video. Alat khusus
video konferensi sangat mahal sehingga alternatif Konselor dan Klien dapat
menggunakan fasilitas video konferensi yangterdapat pada beberapa aplikasi Instant
Messaging yang didalamnya sudah menyediakan fasiltitas video call.
·
Efektivitas
Konseling Online
Selama perjalanan penulis dari tahun
2008 melakukan konseling online, hal ini cukup efektif jika permasalahan yang
dihadapi membutuhkan segera untuk dientaskan sementara tidak ada kesempatan
atau terkendala jarak untuk dapat melakukan FtF maka konseling online
menjadikan alternatif pengentasan masalah. Dan ketika konseling online
dilakukan dengan media yang lengkap (menggunakan video call) dengan
didukung tersedianya jaringan internet yang sangat cepat, hal ini hampir sama
dengan melakukan konseling FtF.
·
Keterbatasan
Keterbatasan konseling online
diantaranya adalah konseling sangat tergantung dengan dukungan media,
jika media yang digunakan tidak bermasalah, konseling akan lancar untuk
dilakukan. Namun sebaliknya konseling online bisa saja terputus dan
bahkan tidak dapat terselenggara dengan matinya listrik, koneksi terganggu,
atau rusaknya perangkat yang digunakan.
Kondisi lain adalah masih rendahnya
atau tidak terlatihnya guru BK/konselor dalam penggunaan media. Tidak adanya
pelatihan formal dan khusus yang dapat diikuti untuk terampil dalam
penyelenggaraan konseling online. Konseling online sampai saat ini di
Indonesia tampaknya menjadi paruh waktu, dan sedikit tumpang tindih dengan
praktek FtF.
SUMBER:
Anastasi,
Anne. (2007). Tes psikologi. Jakarta: PT Indeks.
Belkin, G.
S. (1975). Practical counseling in the school. USA: Brown Company
Publishers.
Djumhar
& Surya, M. (1975). Bimbingan dan penyuluhan di sekolah (guidance &
counseling). Bandung : CV Ilmu.
Gibson,
R.L. & Mitchell, M.H. (2008). Introduction to counseling and guidance.
New York: Macmillan Publisher.
Graham,
J.R. (2006). Assesing personality and psychopatology. New York: Oxford
University Press.
Jogiyanto.
(1990). Analisis dan desain sistem informasi. Yogyakarta: Andi Off Set.
Prayitno.
(2004). Konseling pancawaskita. Padang: FIP.
Prayitno.
(2004). Seri layanan konseling. Padang: FIP.
Shertzer,
B., & Stone, S.C. (1976). Fundamental of guidance. Boston:
HMC.
Tavri D.
M. Analisa perancangan sistem pengolahan data. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Winkel, W.
S. (2005). Bimbingan dan konseling di intitusi pendidikan. Jakarta:
Gramedia.
Yourdon,
E. (1989). Modern structure analysis. New Jersey: Prentice Hall.